Pemasaran media sosial merupakan aktivitas bisnis yang jamak di tengah kemudahan teknologi yang ada. Tak heran mengingat platform sosial seperti TikTok, Instagram, hingga Youtube memiliki pengguna loyal lebih dari 70% penduduk Indonesia. Platform-platform tersebut juga menyediakan mekanisme pemasaran yang dengan mudah menarget audiens sesuai kebutuhan.
Dengan kemudahan dan kecanggihan yang sudah ada, pelaku bisnis tinggal menyiapkan konten yang dapat meyakinkan calon konsumen. Terdapat 2 alur proses bagaimana calon konsumen membeli dari media sosial.
Kedua alur ini berbeda secara proses mereka menyukai sebuah profil media sosial dan konten sebuah bisnis. Namun keduanya mulai dari proses bagaimana konten kita bisa dilihat oleh audiens yang tepat. Ada dua faktor bagaimana konten di media sosial menjangkau audiens yang tepat:
- Faktor Konten: Pilihan topik yang sesuai dengan audiens atau angle yang menarik.
- Faktor Algoritma: Menyesuaikan tren algoritma atau bagaimana media sosial bekerja menyebarkan konten.
FAKTOR KONTEN
Calon konsumen mencari produk yang mereka inginkan lewat konten yang berseliweran di media sosial. Namun penyebaran konten milik brand tidak otomatis mencapai jumlah yang sama dengan pengguna media sosial. Konten brand harus bersaing dengan jutaan konten lainnya
Pertama, kita harus mendefinisikan gaya komunikasi brand di media sosial. Kita telah memiliki produk dan brand. Kemudian menerjemahkannya ke media sosial.
- Persona menunjukkan bagaimana sifat dari karakter bisnis.
- Tone menunjukkan bagaimana gaya komunikasinya.
- Language menunjukkan bagaimana kompleksitas bahasa yang digunakan.
Ketiga karakter ini akan berguna untuk menentukan jenis dan produksi konten nantinya. Struktur konten di media sosial yang terpengaruhi karakter adalah:
- Angle: Sudut pandang pilihan tema.
- Caption: Narasi teks yang menyertai konten.
- Percakapan: Bahasa yang dipakai ketika berbalas komentar.
FAKTOR ALGORITMA
Setiap media sosial memiliki caranya masing-masing dalam menentukan konten apa saja yang ada di timeline setiap orang. Kita harus memahami faktor pertumbuhan sebelum menentukan jenis konten yang akan diproduksi.
Faktor pertumbuhan terdiri dari hal teknis seperti bagaimana algoritma setiap medsos tersusun, dan bagaimana tema tertentu beredar di media sosial. Mari kita bedah satu demi satu.
Platform media sosial yang fokus pada berbagi foto dan video estetik melalui Reels. Tipe konten yang populer di Instagram untuk bisnis pangan termasuk:
- Foto-foto makanan yang menggugah selera dengan komposisi dan pencahayaan yang indah.
- Video pendek yang menunjukkan proses pembuatan makanan atau resep masakan.
- Cerita Instagram (Instagram Stories) untuk membagikan momen-momen di balik layar di pesantren.
- Konten interaktif seperti polling dan Q&A untuk meningkatkan engagement.
- Kolaborasi dengan influencer Instagram untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Mengurutkan berdasarkan probabilitas interaksi (suka, komentar, bagikan) dan relevansi. Faktor yang dipertimbangkan:
- Keterlibatan: Seberapa sering pengguna berinteraksi dengan akun Anda.
- Relevansi: Kesesuaian konten dengan minat pengguna.
- Keaktualan: Seberapa baru konten diposting.
- Kualitas konten: Penggunaan hashtag, tag lokasi, dan kualitas gambar/video.
TikTok
Platform video pendek yang fokus pada konten kreatif dan menghibur. Tipe konten yang populer di TikTok untuk bisnis pangan pesantren termasuk:
- Resep masakan dan tips memasak dengan bahan-bahan lokal dan halal.
- Video behind-the-scenes proses pembuatan makanan di pesantren.
- Konten edukasi tentang manfaat dan keunikan makanan pesantren.
- Konten hiburan seperti mukbang, challenge memasak, dan review makanan.
Menampilkan konten yang diprediksi disukai pengguna berdasarkan interaksi dan data akun. Faktor yang dipertimbangkan:
- Interaksi: Seberapa sering pengguna berinteraksi dengan konten Anda.
- Data akun: Riwayat tontonan, like, dan komentar pengguna.
- Tren: Popularitas hashtag, suara, dan tren di TikTok.
- Kualitas konten: Keunikan, kreativitas, dan kualitas video.
Platform media sosial dengan fokus pada koneksi antar individu dan komunitas. Tipe konten yang populer di Facebook untuk bisnis pangan pesantren termasuk:
- Postingan foto dan video yang menarik tentang produk makanan pesantren.
- Cerita tentang asal-usul dan nilai-nilai di balik bisnis pangan pesantren.
- Testimoni pelanggan yang puas dengan produk makanan pesantren.
- Promosi dan penawaran menarik untuk menarik pelanggan baru.
- Artikel edukasi tentang pentingnya mendukung bisnis lokal dan UMKM.
Mengurutkan berdasarkan probabilitas interaksi (suka, komentar, bagikan) dan prediksi preferensi pengguna. Faktor yang dipertimbangkan:
- Interaksi: Seberapa sering pengguna berinteraksi dengan akun Anda dan konten Anda.
- Hubungan: Seberapa dekat hubungan antar pengguna.
- Tipe konten: Jenis konten yang disukai pengguna (video, foto, teks).
- Kualitas konten: Penggunaan hashtag, tag lokasi, dan kualitas gambar/video.
X (Sebelumnya Twitter)
Platform media sosial yang fokus pada percakapan dan berbagi informasi dalam format teks singkat. Tipe konten yang populer di Twitter untuk bisnis pangan pesantren termasuk:
- Tweet informatif tentang produk makanan pesantren dan promo menarik.
- Tips dan resep masakan sederhana yang bisa dicoba di rumah.
- Artikel berita atau opini tentang isu-isu terkait pangan
Menampilkan konten terbaru dari akun atau topik yang diikuti pengguna. Faktor yang dipertimbangkan:
- Keaktualan: Seberapa baru konten diposting.
- Popularitas: Jumlah pengikut dan engagement akun.
- Relevansi: Kesesuaian konten dengan minat pengguna.
YouTube
Platform media sosial yang fokus pada unggahan video baik singkat maupun panjang. Tipe konten populer di YouTube untuk bisnis pangan termasuk:
- Demonstrasi resep.
- Restoran tur.
YouTube menampilkan konten ke laman pengguna berdasarkan tema yang relevan. Faktor algoritmanya adalah:
- Relevansi: Kesesuaian konten dengan minat pengguna.
- Popularitas: Jumlah viewer dan comment terbanyak akan tampil teratas.
Paid Marketing
Bisnis membayar ke platform media sosial untuk dicarikan calon konsumen yang sesuai dengan pasar atau yang disebut paid marketing atau iklan media sosial. Iklan di media sosial adalah dengan mendorong sebuah konten untuk menjangkau lebih banyak user.
- Audiens: Jenis persona target audiens.
- Campaign: Jenis target iklan digital, apakah persebaran (awareness) atau konversi transaksi.
- Creative: Konten yang diiklankan.
Untuk lebih lengkapnya, paid marketing akan dijelaskan di konten selanjutnya.