Pemasaran, baik berbentuk offline atau online, harus mampu berkomunikasi dengan calon konsumen dari hati ke hati. Unggahan media sosial, banyaknya influencer, event yang besar, tak akan optimal jika yang gagal membangun interaksi yang menyenangkan.

Calon konsumen hari ini berinteraksi lewat sebuah konten. Elemen konten bisa berupa teks, gambar, atau suara—semua yang dapat ditangkap oleh indera manusia. Tim marketing tidak hanya menciptakan materi iklan, tetapi membangun sebuah narasi yang menarik dan mengundang calon konsumen untuk berinteraksi lebih dalam dengan brand atau yang disebut dengan Content Marketing.

Kenapa perlu repot-repot membuat konten dan tak langsung menjualnya? Data Roper Public Affairs menyebut 80 persen konsumen lebih menikmati konten perusahaan dibanding iklan produk. Hari ini calon konsumen menyukai brand yang tidak sekonyong-konyong menceritakan produknya, tapi makna di dalamnya.

Memahami Dunia Produk

Ada banyak topik bahasan dalam sebuah produk. Ada faktor sosial, ekonomi, bahkan politik yang menaunginya. Tugas pertama content marketing adalah mencari tema-tema yang terkait dengan produk yang kita jual.

Konten harus menyesuaikan perilaku pengguna atau calon konsumen. Setiap orang datang ke media sosial untuk: 1) Mencari informasi, 2) Terhibur, 3) Melihat promosi produk, dan 4) Berinteraksi.

Bisnis tinggal menyesuaikan keempat jenis ekspektasi di media sosial dengan menerapkan konten pilar seperti berikut:

  1. Konten Edukatif: Calon konsumen senang mendapat informasi baru. Brand dapat hadir sebagai edukator dengan memberikan informasi berguna terkait sektor bisnis kita.

    Contoh: Pemikiran, informasi trivial terkait bidang usaha produk.

  2. Konten Hiburan: Setiap orang datang ke media sosial untuk menghibur diri. Brand tidak boleh datang sekonyong-konyong untuk menawarkan produk. Tapi, brand harus datang sebagai penghibur yang memberikan keceriaan.

    Contoh: Ulasan video viral, kuis, plesetan

  3. Konten Produk: Adakalanya kita perlu membuat konten yang secara gamblang menunjukkan produk jualan.

    Contoh: About Us, fitur, manfaat

Kreativitas

Dengan content marketing, brand punya keleluasaan untuk menumpahkan ide untuk bergembira bersama calon konsumen. Namun ide tidak selalu lancar dan mampu memenuhi kebutuhan konten yang bersifat rutin.

Ide harus diasah. Maka, perlu keberanian untuk bereksperimen. Cara paling jitu dalam bereksperimen ide kreatif adalah dengan menggabungkan ide bisnis + karakter konsumen + ide liar dalam satu kalimat seperti berikut.

Dari ketiga hal di atas, gunakan tanda panah untuk menghubungkan satu poin dengan yang lainnya. Cara menghubungkannya seperti sedang menyusun kalimat. Brand adalah pesan utama, lalu pertemukan dengan penerima pesan yakni konsumen.

Misalnya

Dengan memiliki banyak gabungan ide kreatif, kita tinggal mengeksekusinya dalam bentuk format seperti berikut:

  1. Blog Post: Unggahan tulisan
  2. Stories: Foto atau video pendek berdurasi 15 detik berformat portrait.
  3. Video Panjang: Video berdurasi lebih dari 1 menit.
  4. Video Singkat: Video pendek landscape.
  5. Poster: Unggahan poster dengan teks dan visualisasi.

Content Calendar

Content marketing tidak akan mendongkrak penjualan dalam sekejap, melainkan investasi jangka panjang. Penerapannya harus benar-benar konsisten. Untuk menjaga konsistensi, brand perlu menerapkan sebuah penjadwalan lewat Content Calendar.

Kalender konten adalah dokumen yang membantu Anda merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan strategi konten Anda. Ini mencatat semua detail konten Anda yang akan datang, seperti:

  • Topik dan judul
  • Pemilik
  • Tipe konten
  • Status (menulis, merekam, mengedit, dll.)
  • Tanggal jatuh tempo

Menggunakan kalender seperti ini membantu Anda memastikan konsistensi dalam menerbitkan konten Anda.

Ide Konten untuk Usaha Laundry

  1. Tutorial Perawatan Pakaian: Bagaimana cara merawat jenis kain tertentu atau tips menghilangkan noda yang sulit.
  2. Behind the Scenes: Tunjukkan proses laundry Anda, dari penerimaan pakaian kotor hingga proses pencucian, pengeringan, dan pengemasan.
  3. Ulasan Produk: Bahas tentang produk pencuci atau perawatan pakaian yang Anda gunakan dan mengapa mereka adalah pilihan terbaik untuk pelanggan Anda.
  4. Testimoni Pelanggan: Video atau postingan dari pelanggan yang puas dengan layanan Anda dapat meningkatkan kredibilitas dan menarik pelanggan baru.
  5. Tips Penghematan: Berikan saran tentang cara menghemat waktu dan uang dalam perawatan pakaian sehari-hari.

Contoh Penerapan di Usaha Laundry Kiloan

Sebuah usaha laundry kiloan dapat menggunakan Instagram untuk memposting foto 'sebelum dan sesudah' dari pakaian yang mereka tangani, menunjukkan kemampuan mereka dalam menghilangkan noda dan merawat pakaian dengan baik. TikTok bisa digunakan untuk video singkat yang menunjukkan tips menghilangkan noda atau trik folding pakaian. Facebook dapat dijadikan platform untuk membangun komunitas dengan menawarkan tips laundry reguler dan mempromosikan layanan khusus seperti antar-jemput gratis.